Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog
Tren Produk Dalam Negeri

Pendapatan untuk film animasi berformat movie pada tahun 2003 mencapai 33,7 Miliar Yen, ibarat yang sanggup dilihat pada (Fig.3) berdasarkan estimasi Dentsu Communications Institute. Namun, film Spirited Away membantu pasar bertumbuh pada 2001 hingga dengan 2002, dan tren tersebut secara umum sanggup dikatakan menanjak semenjak pertengahan 90-an.

Lebih jauh lagi, rekor 165 judul film yang melaksanakan debut pada 2003 (Fig. 4) ialah lompatan besar dibanding tahun sebelumnya. Film animasi berformat movie yang diproduksi pada tahun 2001 mencapai 36, atau 8 kali daripada tahun 1998, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (Fig. 5).





Survei terpisah dari industri jasa yang terpilih (Fig. 6) mengungkapkan bahwa ada 20,36 juta orang memutuskan untuk menonton anime di bioskop pada tahun 2004. Itu setara dengan 18.7% dari total keseluruhan penonton bioskop pada tahun itu. Meskipun tingkat kehadiran penonton anime merosot pada 2003 lantaran kurangnya film yang bermutu, jumlahnya kembali naik pada 2004 lantaran adanya film Howl’s Moving Castle.


Television Anime

Jumlah penayangan anime di media TV Jepang selalu bertumbuh di tahun-tahun terakhir. Menurut sebuah perusahaan berjulukan Video Research, penayangan jadwal TV anime di tahun 2003 berjumlah total 2,850 atau naik sekitar 102 pada tahun itu, dan menjadi penanda kedua kalinya kenaikan per tahunnya. Kebanyakan programnya bersifat domestik.

60% jadwal TV anime ditayangkan sesudah jam 6 malam, dan kebanyakan menargetkan penonton siswa-siswi sekolah dan belum dewasa lainnya pada ketika prime time. Sedangkan jadwal TV anime yang dikhususkan untuk penonton bakir balig cukup akal ditayangkan sesudah jam 11 malam, juga berkontribusi pada tingginya rasio penayangan untuk jadwal tengah malam yang tidak biasa. Sebagai tambahan, 30% jadwal anime ditayangkan pada pagi hari, dan 10% ditayangkan di antara tengah hari hingga jam 6 malam.

Video dan DVD Anime

Penjualan untuk video anime mengalami kejatuhan sebesar 5.5% atau menuju angka 92,59 Miliar Yen pada tahun 2004, berdasarkan survei dari para perusahaan yang menjadi member Japan Video Software Association (Fig. 8). Ini termasuk 80% anime Jepang dan 20% animasi impor. Hasil dari impor untuk penonton awam naik drastis pada 2004, lantaran terkenalnya film Disney berjudul Finding Nemo

Nomura Research Institute memperkirakan, berdasarkan jumlah DVD yang terjual, pasar anime Jepang mempunyai omzet sebesar 20 Miliar yen pada tahun 2004. Para fans anime, yang menghabiskan cukup besar potongan pendapatan mereka untuk anime, menyumbang sebesar 13% dari jumlah omzet tersebut.

Penggunaan Sekunder: Bisnis Karakter Anime

Character merchandising ialah kategori bisnis yang masih berkembang. Para licenser, ibarat perusahaan produksi anime dan investor, memperoleh komisi dari para licensee yang memakai huruf anime mereka untuk membuat produk. Licensee tersebut mencakup industri perbankan, mainan, automobile, penerbangan, makanan, dan lain-lainnya yang menggunakannya untuk membuat boneka/figurin huruf anime dan bahkan sebagai maskot perusahaan atau produknya. Nilai dari sebuah anime menjadi terapresiasi tinggi sebagai alat promosi pemasaran. Inilah sebabnya mengapa perusahaan produsen mainan dan game semakin banyak yang bekerja sama dengan biro periklanan dalam perencanaan pembuatan anime.



Tren Produk Ekspor dan Impor: Perilisan di Luar Negeri

Jepang Memiliki Pangsa Pasar Terbesar di Pasar Global

Anime Jepang pertama kali melangkahkan kakinya ke pasar animasi dunia pada awal tahun 1980, dan memastikan posisinya sebagai pemimpin pasar dunia hingga sekarang. Judul ibarat Astro Boy, yang diputar di Amerika semenjak 1963 dan A Dog of Flanders yang diputar di Eropa, telah diakui oleh para penonton di luar Jepang tanpa adanya pro dan kontra bahwa karya tersebut berasal dari Jepang.

Doraemon telah menjadi anime yang sangat terkenal di Asia. Sailor Moon, Dragonball, dan jadwal TV anime lainnya yang sebelumnya terkenal di Jepang juga mendapat popularitas di Eropa. Sedangkan di Amerika, judul ibarat Akira, Gundam, dan karya-karya dari Studio Ghibli berjaya. Ghost in the Shell membuat heboh publik Amerika pada 1998 dengan memuncaki tangga penjualan untuk produk Video.

Data penjualan di pasar international memang tidak niscaya jelas. Namun, sekitar 60% dari anime yang dipertontonkan di seluruh dunia ialah buatan Jepang, berdasarkan Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri yang dirilis pada Januari 2004. Dua puluh jadwal anime Jepang disiarkan di TV Amerika semenjak Maret 2003. Meskipun Jepang menjadi suplier utama untuk pasar animasi dunia, impor animasi negara ini kebanyakan dari Amerika dan Eropa. 

Produksi Mencerminkan Pertimbangan Pasar Luar Negeri

Pokemon ialah kesuksesan besar pertama kalinya bagi animasi Jepang di luar negeri. Dirilis di 45 negara dan area di seluruh dunia, produksi ketiga dari serial ini membukukan pemasukan box office sekitar 38 Miliar Yen, atau dua kali lipat daripada pendapatannya di Jepang sendiri. Pendapatan kotor globalnya sendiri, termasuk produk-produk turunannya, diestimasikan mencapai 3 Triliun Yen.

Aturan umum yang berlaku di masa kemudian adalah, bahwa kalau sebuah judul anime TV atau bioskop mencapai derajat kepopuleran tertentu di Jepang maka ia akan ditawarkan pada pasar global di kemudian hari. Namun, karya-karya yang diproduksi pada tahun tersebut mulai bertolok ukur berdasarkan seruan pasar global terlebih dahulu. Sebagai tambahan, kebanyakan judul yang diekspor sepanjang tahun 1990-an ialah berformat jadwal TV.

Ketertarikan pada Anime Jepang Meningkat

Disney Group telah mendirikan divisi pembelian konten hiburan di dalam cabangnya di Jepang., yang hingga pada ketika itu selalu fokus mendistribusikan animasi buatan Disney di Jepang. Sekarang ini, mereka lebih sering membeli anime Jepang beserta game-game dan produk lainnya yang terkait untuk didistribusikan di 54 negara.

Produksi film dan anime Jepang secara bantu-membantu juga mulai dipertimbangkan serius. Sudah banyak contoh-contoh stasiun TV luar negeri yang berinvestasi pada anime yang diproduksi di jepang dan menjadi terlibat dari semenjak tahap perencanaan, proses produksi bersama dengan perusahaan produksi abnormal untuk ditayangkan di dua negara tersebut, dan rumah produksi luar negeri yang berinvestasi di perusahaan produksi anime di Jepang.

Pujian untuk anime Jepang di Hollywood juga semakin meningkat. Perusahaan produksi film Amerika telah membeli hak 'remake' untuk anime Jepang ibarat Akira, Dragonball, dan Lupin III. Wachowski bersaudara, yang membuat film The Matrix menjadi besar, mendekati beberapa director Jepang untuk memproduksi ulang film mereka dalam bentuk anime. Dan, Spirited Away memenangkan Academy Award untuk animasi berformat movie pada tahun 2003. Berdasarkan perkembangan semacam ini, pasar global untuk anime Jepang diperkirakan akan meluas lebih lagi. 

[Topic] Tren Industri Animasi Di Jepang: Laporan Jetro Pada Tahun 2005 (Bagian 2-Habis)

JFANindo game | manga | tokusatsu | musik
Tren Produk Dalam Negeri

Pendapatan untuk film animasi berformat movie pada tahun 2003 mencapai 33,7 Miliar Yen, ibarat yang sanggup dilihat pada (Fig.3) berdasarkan estimasi Dentsu Communications Institute. Namun, film Spirited Away membantu pasar bertumbuh pada 2001 hingga dengan 2002, dan tren tersebut secara umum sanggup dikatakan menanjak semenjak pertengahan 90-an.

Lebih jauh lagi, rekor 165 judul film yang melaksanakan debut pada 2003 (Fig. 4) ialah lompatan besar dibanding tahun sebelumnya. Film animasi berformat movie yang diproduksi pada tahun 2001 mencapai 36, atau 8 kali daripada tahun 1998, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (Fig. 5).





Survei terpisah dari industri jasa yang terpilih (Fig. 6) mengungkapkan bahwa ada 20,36 juta orang memutuskan untuk menonton anime di bioskop pada tahun 2004. Itu setara dengan 18.7% dari total keseluruhan penonton bioskop pada tahun itu. Meskipun tingkat kehadiran penonton anime merosot pada 2003 lantaran kurangnya film yang bermutu, jumlahnya kembali naik pada 2004 lantaran adanya film Howl’s Moving Castle.


Television Anime

Jumlah penayangan anime di media TV Jepang selalu bertumbuh di tahun-tahun terakhir. Menurut sebuah perusahaan berjulukan Video Research, penayangan jadwal TV anime di tahun 2003 berjumlah total 2,850 atau naik sekitar 102 pada tahun itu, dan menjadi penanda kedua kalinya kenaikan per tahunnya. Kebanyakan programnya bersifat domestik.

60% jadwal TV anime ditayangkan sesudah jam 6 malam, dan kebanyakan menargetkan penonton siswa-siswi sekolah dan belum dewasa lainnya pada ketika prime time. Sedangkan jadwal TV anime yang dikhususkan untuk penonton bakir balig cukup akal ditayangkan sesudah jam 11 malam, juga berkontribusi pada tingginya rasio penayangan untuk jadwal tengah malam yang tidak biasa. Sebagai tambahan, 30% jadwal anime ditayangkan pada pagi hari, dan 10% ditayangkan di antara tengah hari hingga jam 6 malam.

Video dan DVD Anime

Penjualan untuk video anime mengalami kejatuhan sebesar 5.5% atau menuju angka 92,59 Miliar Yen pada tahun 2004, berdasarkan survei dari para perusahaan yang menjadi member Japan Video Software Association (Fig. 8). Ini termasuk 80% anime Jepang dan 20% animasi impor. Hasil dari impor untuk penonton awam naik drastis pada 2004, lantaran terkenalnya film Disney berjudul Finding Nemo

Nomura Research Institute memperkirakan, berdasarkan jumlah DVD yang terjual, pasar anime Jepang mempunyai omzet sebesar 20 Miliar yen pada tahun 2004. Para fans anime, yang menghabiskan cukup besar potongan pendapatan mereka untuk anime, menyumbang sebesar 13% dari jumlah omzet tersebut.

Penggunaan Sekunder: Bisnis Karakter Anime

Character merchandising ialah kategori bisnis yang masih berkembang. Para licenser, ibarat perusahaan produksi anime dan investor, memperoleh komisi dari para licensee yang memakai huruf anime mereka untuk membuat produk. Licensee tersebut mencakup industri perbankan, mainan, automobile, penerbangan, makanan, dan lain-lainnya yang menggunakannya untuk membuat boneka/figurin huruf anime dan bahkan sebagai maskot perusahaan atau produknya. Nilai dari sebuah anime menjadi terapresiasi tinggi sebagai alat promosi pemasaran. Inilah sebabnya mengapa perusahaan produsen mainan dan game semakin banyak yang bekerja sama dengan biro periklanan dalam perencanaan pembuatan anime.



Tren Produk Ekspor dan Impor: Perilisan di Luar Negeri

Jepang Memiliki Pangsa Pasar Terbesar di Pasar Global

Anime Jepang pertama kali melangkahkan kakinya ke pasar animasi dunia pada awal tahun 1980, dan memastikan posisinya sebagai pemimpin pasar dunia hingga sekarang. Judul ibarat Astro Boy, yang diputar di Amerika semenjak 1963 dan A Dog of Flanders yang diputar di Eropa, telah diakui oleh para penonton di luar Jepang tanpa adanya pro dan kontra bahwa karya tersebut berasal dari Jepang.

Doraemon telah menjadi anime yang sangat terkenal di Asia. Sailor Moon, Dragonball, dan jadwal TV anime lainnya yang sebelumnya terkenal di Jepang juga mendapat popularitas di Eropa. Sedangkan di Amerika, judul ibarat Akira, Gundam, dan karya-karya dari Studio Ghibli berjaya. Ghost in the Shell membuat heboh publik Amerika pada 1998 dengan memuncaki tangga penjualan untuk produk Video.

Data penjualan di pasar international memang tidak niscaya jelas. Namun, sekitar 60% dari anime yang dipertontonkan di seluruh dunia ialah buatan Jepang, berdasarkan Kementrian Ekonomi, Perdagangan dan Industri yang dirilis pada Januari 2004. Dua puluh jadwal anime Jepang disiarkan di TV Amerika semenjak Maret 2003. Meskipun Jepang menjadi suplier utama untuk pasar animasi dunia, impor animasi negara ini kebanyakan dari Amerika dan Eropa. 

Produksi Mencerminkan Pertimbangan Pasar Luar Negeri

Pokemon ialah kesuksesan besar pertama kalinya bagi animasi Jepang di luar negeri. Dirilis di 45 negara dan area di seluruh dunia, produksi ketiga dari serial ini membukukan pemasukan box office sekitar 38 Miliar Yen, atau dua kali lipat daripada pendapatannya di Jepang sendiri. Pendapatan kotor globalnya sendiri, termasuk produk-produk turunannya, diestimasikan mencapai 3 Triliun Yen.

Aturan umum yang berlaku di masa kemudian adalah, bahwa kalau sebuah judul anime TV atau bioskop mencapai derajat kepopuleran tertentu di Jepang maka ia akan ditawarkan pada pasar global di kemudian hari. Namun, karya-karya yang diproduksi pada tahun tersebut mulai bertolok ukur berdasarkan seruan pasar global terlebih dahulu. Sebagai tambahan, kebanyakan judul yang diekspor sepanjang tahun 1990-an ialah berformat jadwal TV.

Ketertarikan pada Anime Jepang Meningkat

Disney Group telah mendirikan divisi pembelian konten hiburan di dalam cabangnya di Jepang., yang hingga pada ketika itu selalu fokus mendistribusikan animasi buatan Disney di Jepang. Sekarang ini, mereka lebih sering membeli anime Jepang beserta game-game dan produk lainnya yang terkait untuk didistribusikan di 54 negara.

Produksi film dan anime Jepang secara bantu-membantu juga mulai dipertimbangkan serius. Sudah banyak contoh-contoh stasiun TV luar negeri yang berinvestasi pada anime yang diproduksi di jepang dan menjadi terlibat dari semenjak tahap perencanaan, proses produksi bersama dengan perusahaan produksi abnormal untuk ditayangkan di dua negara tersebut, dan rumah produksi luar negeri yang berinvestasi di perusahaan produksi anime di Jepang.

Pujian untuk anime Jepang di Hollywood juga semakin meningkat. Perusahaan produksi film Amerika telah membeli hak 'remake' untuk anime Jepang ibarat Akira, Dragonball, dan Lupin III. Wachowski bersaudara, yang membuat film The Matrix menjadi besar, mendekati beberapa director Jepang untuk memproduksi ulang film mereka dalam bentuk anime. Dan, Spirited Away memenangkan Academy Award untuk animasi berformat movie pada tahun 2003. Berdasarkan perkembangan semacam ini, pasar global untuk anime Jepang diperkirakan akan meluas lebih lagi. 

Tidak ada komentar

Terima Kasih sudah berkunjung...
SEMPATKAN MENGISI NAMA JIKA KOMENTAR, no spam!
Silahkan lihat seluruh konten situs ini di Daftar Isi [lengkap]
Diskusikan segala hal berbau Jepang di Forum JFANindo Register dulu ya ^_^