Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog

[Topic] Pengembangan Sumber Daya Insan Dan Lapangan Kerja Di Industri Konten: Survei Pada Industri Animasi Jepang

JFANindo game | manga | tokusatsu | musik


Baru-baru ini saya menemukan sebuah dokumen menarik, yaitu wacana sebuah survei yang menjadi salah satu bab dari proyek riset bertajuk “Research on Employment Strategy of Our Country”. Periode riset ini dilakukan menurut tahun fiskal 2004.

Di situ dikatakan bahwa, Jepang dikala ini memasuki tahap kedewasaan ekonomi (economic maturation), dan fokus pengembangan industri di Jepang sudah bergeser ke arah pengembangan industri berbasis penciptaan nilai dan budaya. Sebagai dampaknya, penciptaan lapangan kerja juga dibutuhkan bergeser dari penciptaan kerja sebanyak-banyaknya di industri-industri tertentu ke penciptaan kesempatan kerja berskala kecil dan menengah dalam jumlah yang banyak.

Dalam hal penciptaan lapangan kerja dan pengembangan industri Jepang masa kini, pekerjaan diciptakan melalui proses penciptaan konten dan materialisasi konten tersebut ke dalam bentuk produk dan jasa. Industri animasi Jepang, yang merupakan subyek dari riset tersebut, yaitu industri berbasis penciptaan konten. Dalam skala internasional, industri ini dihargai tinggi dan menghasilkan nilai-nilai tambah yang signifikan banyaknya melalui akumulasi dari aktivitas-aktivitas produktif terkait yang beragam. Oleh alasannya itulah, industri animasi sanggup memperlihatkan data yang berkhasiat untuk penelitian wacana pengembangan sumber daya insan dan penciptaan lapangan kerja di industri berbasis penciptaan konten lainnya.

Selain itu, dikarenakan industri animasi jepang ditandai oleh tingginya tingkat konsentrasi aglomerasi industri pada tingkat regional, industri ini juga sanggup memperlihatkan pada kita bermacam dampak yang bisa ditimbulkan oleh kebijakan dari (mungkin saja) pihak kementrian industri dan ketenagakerjaan yang fokus pada pengembangan regional.

Bagi yang ingin mendapat file mentahnya, silahkan download di sini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berikut yaitu beberapa poin yang menarik untuk dijadikan pengetahuan embel-embel bagi kita (ingat, ini data tahun 2004):

  • Proses produksi animasi sangat tersegmentasi, masing-masing jenis pekerjaan sangat terspesialisasi, dan merupakan industri padat karya.
  • 90% perusahaan animasi berada di kota Tokyo.
  • Teknologi cell coloring dan fotografi analog menjadi ketinggalan zaman.
  • Proses animasi yang bersifat low-tech, dikomisikan ke Korea Selatan, Tiongkok, dan negara-negara Asia lainnya.
  • Isu wacana mulai tergesernya sumber daya insan dengan teknologi baru, mengancam para animator generasi selanjutnya.
  • Pada umumnya, jumlah karyawan di perusahaan animasi kurang dari 50 orang.
  • Lulusan sarjana (S1) bertanggung jawab di bab administrasi produksi, administrasi hak cipta, dan lain-lain. Sedangkan lulusan diploma (D1-D3) atau sekolah vokasi bertanggung jawab di bab drawing, background, photographing, dan lain-lain (kebanyakan dari mereka berusia 20 tahunan)
  • Jam kerja sekitar 12 jam sehari atau 50-70 jam seminggu. Gaji merupakan fixed income.
  • Untuk masalah karyawan administrasi produksi. Di beberapa perusahaan besar, honor tahunan bisa berkisar 6-8 juta Yen atau lebih. Sedangkan di beberapa perusahaan menengah dan kecil, honor tahunan bisa berkisar 2-3 juta Yen atau lebih.
  • Untuk masalah karyawan yang bertanggung jawab di bab drawing, background, photographing, dan lain-lain, honor ditentukan umumnya menurut piece-rate system. Untuk karyawan gres di bab animasi sekitar 100-200 Yen per lembar. Key animator untuk bab original drawing dibayar 3000 Yen per lembar, dan bab background drawing dibayar 2000-3000 Yen per lembar.
  • Dalam sebulan, mereka yang bekerja di bab animasi mendapat 50-100 ribu Yen. Mereka yang bekerja di original drawing dan finishing mendapat 150 ribu Yen. Dan mereka yang bekerja di background drawing mendapat 200-300 ribu Yen.
  • Lulusan sarjana pribadi direkrut sebagai full-timer. Lulusan diploma atau sekolah vokasi harus melalui proses kontrak part-time atau outsourcing.
  • Employment turnover rate di industri animasi Jepang berkisar antara 50-80%, terhitung setahun sesudah seseorang diterima bekerja.
  • Karyawan berusia 40 tahunan ke atas, biasanya selanjutnya akan menentukan dua jalan: menjadi bebas atau mendirikan perusahaan animasi sendiri, atau pensiun.
  • Banyak lulusan diploma atau sekolah vokasi dipandang masih belum mempunyai skill sesuai yang dibutuhkan dunia kerja, dan punya kesulitan dalam hal berkomunikasi.
  • Walaupun menyatakan tidak perlu mendapat sumbangan pemerintah pada umumnya, 70% perusahaan animasi menyatakan butuh sumbangan pemerintah dalam beberapa hal yang vital. Kebanyakan yang diminta yaitu sokongan finansial dalam hal teknologi dan re-organisasi (memoderinsasi struktur organisasi perusahaan menjadi lebih efektif).
  • Dukungan dari pemerintah daerah/prefektur dan pemerintah pusat dipandang sangat penting untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah lokal.

Tidak ada komentar

Terima Kasih sudah berkunjung...
SEMPATKAN MENGISI NAMA JIKA KOMENTAR, no spam!
Silahkan lihat seluruh konten situs ini di Daftar Isi [lengkap]
Diskusikan segala hal berbau Jepang di Forum JFANindo Register dulu ya ^_^