Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog
Alangkah pentingnya dan menariknya mencar ilmu mengenai mendasar animasi yang kita semua sukai ini. Satu pertanyaan yang selalu muncul adalah: bagaimana cara membuat animasi?

Jujur saja, semenjak kemunculan anime ibarat Shirobako semangat untuk mempelajari animasi, terutama dari segi industri, bisnis, dan produksinya, pertanyaan itu sangat membekas di dalam hati dan membuat saya melaksanakan banyak riset dan pencarian lebih jauh. Dan untuk semua fans anime yang budiman yang mungkin mempunyai pertanyaan yang sama dengan saya, inilah hasil temuan saya.

Jadi, bila kalian ingin semacam amunisi untuk dipakai dalam debat-debat anime, atau pun mempraktikkannya menjadi animasi sederhana orisinal kalian, saya harap postingan ini mempunyai kegunaan banyak. Postingan ini akan lebih fokus pada proses produksi untuk anime jenis TV Series. Namun, intinya baik format movie maupun OVA juga memakai prinsip yang sama. Namun demikian, sanggup saja setiap studio produksi mempunyai variasi kerjanya sendiri-sendiri.

Proses untuk membuat animasi intinya sangat kompleks, dengan banyaknya langkah-langkah dan tahap-tahap. Bagan dari yang diambil dari website bahasa inggris AIC sanggup menyajikan citra ringkas ihwal apa yang akan dijelaskan di postingan ini:



Pra-produksi:

Proses ini bergantung pada siapa yang mengajukan pandangan gres dan siapa yang mendukung pandangan gres itu. Bisa saja studio animasi dan para sponsornya mengajukan pandangan gres anime orisinal. Namun akhir-akhir ini banyak anime juga sanggup menurut pembiasaan komik atau pun novel ringan, dimana publisher aslinya yang akan menanggung biaya di depan (termasuk biaya semoga sanggup ditampilkan di stasun TV).

Mari kita ambil satu pola perusahaan produksi anime saja, Sunrise. Saat mereka hendak membuat sebuah proyek, mereka akan mengumpulkan para staf, sponsor, dan mencari distributor periklanan dan perusahaan merchandise. Meskipun banyak orang beranggapan bahwa studio-studio animasi sebagai pihak yang 'paling kecil' skalanya, sekitar setengah dari total budget sering diserahkan kepada mereka, sementara setengah budget lainnya dibagi-bagi untuk para penyiar anime tersebut (baca: stasiun TV) dan perusahaan-perusahaan terkait lainnya.

Biaya penayangan anime ternyata sangat tinggi, yaitu sekitar 50 Juta Yen untuk slot waktu tayang tengah malam, di 5-7 stasiun TV untuk serial anime dengan 52 episode. Inilah mengapa anime sanggup menjadi sebuah bisnis berskala raksasa. Misalnya saja, Full Metal Alchemist, yang mendapat jam tayang prime time, yaitu setiap hari Sabtu pukul 6 malam, harus menyediakan total budget sekitar 500 Juta Yen (belum ditambah biaya lain-lain).

Ketika para staf inti sudah dibentuk, mereka bertemu dan merencanakan komposisi serial animenya (bagaimana anime akan berjalan setiap episodenya dan sepanjang serialnya), dan menentukan staf komplemen seperi para desainer huruf atau mecha. Salah satu staf inti yang paling krusial ialah sang director. Untuk memahami kiprah sang director, silahkan bayangkan mereka layaknya para director film-film Hollywood semacam Michael Bay. Namun, alih-alih berhadapan dengan para aktor/aktris, director di industri anime berhadapan dengan para animator yang membuat para karaternya hidup dan bergerak. Keterlibatan mereka pada umumnya ibarat menghadiri meeting dan membuat keputusan-keputusan demi mengelola jadwal, budget, dan kualitas animenya.

Setelah sesi perencanaan awal, mulai dibuatlah desain-desain karakter, mecha, kostum, dan lain-lain. Desain intinya ialah faktor terpenting dalam membuat anime yang bagus. Desainer karakter  sanggup saja mempunyai kiprah untuk meng-simple-kan desain huruf di komik atau novel ringan aslinya semoga cocok dengan gaya animasi studionya. Atau, dalam masalah anime orisinil, mereka harus membuat satu set huruf menurut deskripsi dari sang director/produser dari nol. Desainer huruf sering melanjutkan tugasnya dengan memberi saran kepada director belahan animasi, perihal koreksi-koreksi yang harus dilakukan demi menjaga kemiripan gambar mereka dengan model aslinya. Jika itu yang terjadi, mereka juga akan muncul di belahan credit menjabat sebagai Chief Animation Director.

Setelah kisah dan desain selesai dibuat dan dijabarkan, dimulailah proses produksi episode pertama.

Produksi:

Langkah pertama ialah menulis skrip untuk setiap episode. Mengikuti sinopsis/rencana episode yang sudah ada, skrip kisah dibuat hingga selesai oleh satu orang saja dari awal hingga selesai, atau oleh beberapa penulis berbeda menurut pembagian episode yang ditetapkan oleh overall script supervisor. Skrip yang sudah selesai akan diperiksa oleh director, para produser, dan sanggup saja pengarang komik/novel ringan aslinya sebelum difinalisasi (biasanya sehabis 3 / 4 kali investigasi draft).

Episode director, yang dipimpin oleh overall director, kemudian membawa panduan episode yang sudah jadi (baca: draft skrip total yang sudah disetujui) dan harus merencanakan bagaimana itu semua akan terlihat di layar kaca. Walaupun director mempunyai kewenangan untuk setuju/tidak pada final proses dan terlibat dalam pertemuan membahas proses produksinya, justru episode director lah yang paling terlibat secara eksklusif dalam pengembangan tiap episodenya. Tahap ini diwujudkan dalam bentuk storyboard (skrip visual), dan storyboard inilah yang menjadi menunjukan awal produksi animasi yang sebenarnya.

Storyboarding:

Seringkali storyboard dibuat oleh director, yang artinya bahwa sebuah episode yang kalian tonton ialah benar-benar merupakan hasil visi dari sang director. Namun biasanya, dan kebanyakan di anime TV series, storyboard ialah hasil dari beberapa pembuat. Hal ini sebab storyboard biasanya membutuhkan waktu 3 ahad untuk dibuat, untuk setiap episode anime TV series dengan durasi yang normal juga. Meeting untuk membahas duduk kasus produksi dan gambar diadakan dengan kehadiran sang director, series director dan staf lainnya biasanya dengan fokus 'bagaimana episode ke-... seharusnya terlihat'.

Storyboard digambar pada kertas A4 (biasanya) dan berisi bagian-bagian yang vital sebagai tolok ukur 'bangunan' sebuah animasi. Misalnya saja, jumlah cut, pergerakan karakternya, pergerakan kamera semacam zooming atau panning, obrolan percakapan, dan durasi untuk setiap shot (atau cut) dalam skala detik dan frame. Karena jumlah halaman digambar yang tersedia untuk satu episode biasanya sudah ditetapkan/dibatasi oleh sebab alasan budget, jumlah frame juga diperhitungkan dengan sangat hati-hati di dalam storyboard. Meskipun intinya storyboard masih berupa gambar kasar, tetap saja itu ialah tahap inti untuk menentukan bagaimana suatu anime akan berjalan.

Istilah cut di sini merujuk pada satu 'tembakan kamera' dan rata-rata satu episode untuk anime TV series terdiri dari sekitar 300 cut. Lebih banyak cut tidak otomatis akan menjanjikan kualitas episode yang baik, namun lebih akan berdampak pada beban kerja director atau storyboarder yang bertanggung jawab pada belahan ini.



Terlampir di atas ialah salah satu pola storyboard dari anime To Aru Kagaku no Railgun. Pada umumnya, storyboard untuk anime berjumlah 5 kolom per halaman A4. Dari kiri ke kanan: nomor cut, layout, action, dialog, dan yang terakhir, durasi (dalam waktu dan frame). Layouts digambar secara kasar, sebab para ilustrator yang lebih profesional lah yang akan menyempurnakannya di tahap produksi selanjutnya. 

Layout:

Proses layout menandakan awal dari produksi gambar. Gampangnya, membangun layout ialah tentang: (1) memposisikan cel yang akan dipakai di banyak sekali cut, dan juga gambar latar belakang yang dibutuhkan, dan (2) memperlihatkan blueprint yang terang ihwal bagaimana hasil 'tembakan kamera' yang diinginkan.

Cut-cut digambar sesuai dengan ukuran kertas animasi dan detail penempatan cel-nya, deskripsi mendetil ihwal gerakan kameranya, dan disertai keputusan-keputusan final dari director di dalamnya. Dalam kerjasamanya dengan director, dan juga dengan para produser, para animator senior yang menggambar layout (atau seringkali staff yang secara khusus diserahkan kiprah penggambaran layout) dan shot-shot juga turut dipanggil untuk menentukan dimana para huruf akan diletakkan dan cara cut-cut tersebut dibingkai.

Struktur dasar dari penggambaran latar belakang diletakkan (misalnya, ada pohon di sini dan gunung di sana), dan elemen-elemen storyboard diekspresikan pada layout tersebut untuk membantu mendeskripsikan cut-cut tersebut. Seringkali tahap berganda dari sebuah storyboard sanggup diekspresikan pada satu kali penggambaran layout, selama balasannya tidak terlalu memusingkan. Kemudia cel-cel tersebut diarsir dengan warna hangat, sedangkan latar belakang diarsir dengan warna kalem.

Setelah disetujui oleh director, layout-layout ini kemudian diduplikasi dan diberikan kepada belahan penggambaran latar belakang (yang harus mendapat lembar layout aslinya), dan kepada para key animator (yang mendapat lembar kopiannya). Director dan para ajudan yang ada di belahan penggambaran akan bekerja untuk mewarnai gambaran latar belakang yang didasarkan pada layout sebelumnya dibuat. Sedangkan sisa dari proses produksi akan terus berlanjut secara paralel atau bersama-sama.

Sekarang, bentuk dari tiap cut telah ditetapkan: posisi para karakter, setting, apa yang akan mereka lakukan, dan bagaimana adegan tersebut akan di-shooting. (sudut kamera, zooming, dan panning). Namun masih ada satu belahan dari proses produksi yang paling ekspresif dan vital: Animasi!


(Bersambung....)

[Topic] Proses Produksi Anime: Panduan Detail Perihal Bagaimana Anime Dibentuk Dan Orang-Orang Di Baliknya (Bagian 1)

JFANindo game | manga | tokusatsu | musik
Alangkah pentingnya dan menariknya mencar ilmu mengenai mendasar animasi yang kita semua sukai ini. Satu pertanyaan yang selalu muncul adalah: bagaimana cara membuat animasi?

Jujur saja, semenjak kemunculan anime ibarat Shirobako semangat untuk mempelajari animasi, terutama dari segi industri, bisnis, dan produksinya, pertanyaan itu sangat membekas di dalam hati dan membuat saya melaksanakan banyak riset dan pencarian lebih jauh. Dan untuk semua fans anime yang budiman yang mungkin mempunyai pertanyaan yang sama dengan saya, inilah hasil temuan saya.

Jadi, bila kalian ingin semacam amunisi untuk dipakai dalam debat-debat anime, atau pun mempraktikkannya menjadi animasi sederhana orisinal kalian, saya harap postingan ini mempunyai kegunaan banyak. Postingan ini akan lebih fokus pada proses produksi untuk anime jenis TV Series. Namun, intinya baik format movie maupun OVA juga memakai prinsip yang sama. Namun demikian, sanggup saja setiap studio produksi mempunyai variasi kerjanya sendiri-sendiri.

Proses untuk membuat animasi intinya sangat kompleks, dengan banyaknya langkah-langkah dan tahap-tahap. Bagan dari yang diambil dari website bahasa inggris AIC sanggup menyajikan citra ringkas ihwal apa yang akan dijelaskan di postingan ini:



Pra-produksi:

Proses ini bergantung pada siapa yang mengajukan pandangan gres dan siapa yang mendukung pandangan gres itu. Bisa saja studio animasi dan para sponsornya mengajukan pandangan gres anime orisinal. Namun akhir-akhir ini banyak anime juga sanggup menurut pembiasaan komik atau pun novel ringan, dimana publisher aslinya yang akan menanggung biaya di depan (termasuk biaya semoga sanggup ditampilkan di stasun TV).

Mari kita ambil satu pola perusahaan produksi anime saja, Sunrise. Saat mereka hendak membuat sebuah proyek, mereka akan mengumpulkan para staf, sponsor, dan mencari distributor periklanan dan perusahaan merchandise. Meskipun banyak orang beranggapan bahwa studio-studio animasi sebagai pihak yang 'paling kecil' skalanya, sekitar setengah dari total budget sering diserahkan kepada mereka, sementara setengah budget lainnya dibagi-bagi untuk para penyiar anime tersebut (baca: stasiun TV) dan perusahaan-perusahaan terkait lainnya.

Biaya penayangan anime ternyata sangat tinggi, yaitu sekitar 50 Juta Yen untuk slot waktu tayang tengah malam, di 5-7 stasiun TV untuk serial anime dengan 52 episode. Inilah mengapa anime sanggup menjadi sebuah bisnis berskala raksasa. Misalnya saja, Full Metal Alchemist, yang mendapat jam tayang prime time, yaitu setiap hari Sabtu pukul 6 malam, harus menyediakan total budget sekitar 500 Juta Yen (belum ditambah biaya lain-lain).

Ketika para staf inti sudah dibentuk, mereka bertemu dan merencanakan komposisi serial animenya (bagaimana anime akan berjalan setiap episodenya dan sepanjang serialnya), dan menentukan staf komplemen seperi para desainer huruf atau mecha. Salah satu staf inti yang paling krusial ialah sang director. Untuk memahami kiprah sang director, silahkan bayangkan mereka layaknya para director film-film Hollywood semacam Michael Bay. Namun, alih-alih berhadapan dengan para aktor/aktris, director di industri anime berhadapan dengan para animator yang membuat para karaternya hidup dan bergerak. Keterlibatan mereka pada umumnya ibarat menghadiri meeting dan membuat keputusan-keputusan demi mengelola jadwal, budget, dan kualitas animenya.

Setelah sesi perencanaan awal, mulai dibuatlah desain-desain karakter, mecha, kostum, dan lain-lain. Desain intinya ialah faktor terpenting dalam membuat anime yang bagus. Desainer karakter  sanggup saja mempunyai kiprah untuk meng-simple-kan desain huruf di komik atau novel ringan aslinya semoga cocok dengan gaya animasi studionya. Atau, dalam masalah anime orisinil, mereka harus membuat satu set huruf menurut deskripsi dari sang director/produser dari nol. Desainer huruf sering melanjutkan tugasnya dengan memberi saran kepada director belahan animasi, perihal koreksi-koreksi yang harus dilakukan demi menjaga kemiripan gambar mereka dengan model aslinya. Jika itu yang terjadi, mereka juga akan muncul di belahan credit menjabat sebagai Chief Animation Director.

Setelah kisah dan desain selesai dibuat dan dijabarkan, dimulailah proses produksi episode pertama.

Produksi:

Langkah pertama ialah menulis skrip untuk setiap episode. Mengikuti sinopsis/rencana episode yang sudah ada, skrip kisah dibuat hingga selesai oleh satu orang saja dari awal hingga selesai, atau oleh beberapa penulis berbeda menurut pembagian episode yang ditetapkan oleh overall script supervisor. Skrip yang sudah selesai akan diperiksa oleh director, para produser, dan sanggup saja pengarang komik/novel ringan aslinya sebelum difinalisasi (biasanya sehabis 3 / 4 kali investigasi draft).

Episode director, yang dipimpin oleh overall director, kemudian membawa panduan episode yang sudah jadi (baca: draft skrip total yang sudah disetujui) dan harus merencanakan bagaimana itu semua akan terlihat di layar kaca. Walaupun director mempunyai kewenangan untuk setuju/tidak pada final proses dan terlibat dalam pertemuan membahas proses produksinya, justru episode director lah yang paling terlibat secara eksklusif dalam pengembangan tiap episodenya. Tahap ini diwujudkan dalam bentuk storyboard (skrip visual), dan storyboard inilah yang menjadi menunjukan awal produksi animasi yang sebenarnya.

Storyboarding:

Seringkali storyboard dibuat oleh director, yang artinya bahwa sebuah episode yang kalian tonton ialah benar-benar merupakan hasil visi dari sang director. Namun biasanya, dan kebanyakan di anime TV series, storyboard ialah hasil dari beberapa pembuat. Hal ini sebab storyboard biasanya membutuhkan waktu 3 ahad untuk dibuat, untuk setiap episode anime TV series dengan durasi yang normal juga. Meeting untuk membahas duduk kasus produksi dan gambar diadakan dengan kehadiran sang director, series director dan staf lainnya biasanya dengan fokus 'bagaimana episode ke-... seharusnya terlihat'.

Storyboard digambar pada kertas A4 (biasanya) dan berisi bagian-bagian yang vital sebagai tolok ukur 'bangunan' sebuah animasi. Misalnya saja, jumlah cut, pergerakan karakternya, pergerakan kamera semacam zooming atau panning, obrolan percakapan, dan durasi untuk setiap shot (atau cut) dalam skala detik dan frame. Karena jumlah halaman digambar yang tersedia untuk satu episode biasanya sudah ditetapkan/dibatasi oleh sebab alasan budget, jumlah frame juga diperhitungkan dengan sangat hati-hati di dalam storyboard. Meskipun intinya storyboard masih berupa gambar kasar, tetap saja itu ialah tahap inti untuk menentukan bagaimana suatu anime akan berjalan.

Istilah cut di sini merujuk pada satu 'tembakan kamera' dan rata-rata satu episode untuk anime TV series terdiri dari sekitar 300 cut. Lebih banyak cut tidak otomatis akan menjanjikan kualitas episode yang baik, namun lebih akan berdampak pada beban kerja director atau storyboarder yang bertanggung jawab pada belahan ini.



Terlampir di atas ialah salah satu pola storyboard dari anime To Aru Kagaku no Railgun. Pada umumnya, storyboard untuk anime berjumlah 5 kolom per halaman A4. Dari kiri ke kanan: nomor cut, layout, action, dialog, dan yang terakhir, durasi (dalam waktu dan frame). Layouts digambar secara kasar, sebab para ilustrator yang lebih profesional lah yang akan menyempurnakannya di tahap produksi selanjutnya. 

Layout:

Proses layout menandakan awal dari produksi gambar. Gampangnya, membangun layout ialah tentang: (1) memposisikan cel yang akan dipakai di banyak sekali cut, dan juga gambar latar belakang yang dibutuhkan, dan (2) memperlihatkan blueprint yang terang ihwal bagaimana hasil 'tembakan kamera' yang diinginkan.

Cut-cut digambar sesuai dengan ukuran kertas animasi dan detail penempatan cel-nya, deskripsi mendetil ihwal gerakan kameranya, dan disertai keputusan-keputusan final dari director di dalamnya. Dalam kerjasamanya dengan director, dan juga dengan para produser, para animator senior yang menggambar layout (atau seringkali staff yang secara khusus diserahkan kiprah penggambaran layout) dan shot-shot juga turut dipanggil untuk menentukan dimana para huruf akan diletakkan dan cara cut-cut tersebut dibingkai.

Struktur dasar dari penggambaran latar belakang diletakkan (misalnya, ada pohon di sini dan gunung di sana), dan elemen-elemen storyboard diekspresikan pada layout tersebut untuk membantu mendeskripsikan cut-cut tersebut. Seringkali tahap berganda dari sebuah storyboard sanggup diekspresikan pada satu kali penggambaran layout, selama balasannya tidak terlalu memusingkan. Kemudia cel-cel tersebut diarsir dengan warna hangat, sedangkan latar belakang diarsir dengan warna kalem.

Setelah disetujui oleh director, layout-layout ini kemudian diduplikasi dan diberikan kepada belahan penggambaran latar belakang (yang harus mendapat lembar layout aslinya), dan kepada para key animator (yang mendapat lembar kopiannya). Director dan para ajudan yang ada di belahan penggambaran akan bekerja untuk mewarnai gambaran latar belakang yang didasarkan pada layout sebelumnya dibuat. Sedangkan sisa dari proses produksi akan terus berlanjut secara paralel atau bersama-sama.

Sekarang, bentuk dari tiap cut telah ditetapkan: posisi para karakter, setting, apa yang akan mereka lakukan, dan bagaimana adegan tersebut akan di-shooting. (sudut kamera, zooming, dan panning). Namun masih ada satu belahan dari proses produksi yang paling ekspresif dan vital: Animasi!


(Bersambung....)

Tidak ada komentar

Terima Kasih sudah berkunjung...
SEMPATKAN MENGISI NAMA JIKA KOMENTAR, no spam!
Silahkan lihat seluruh konten situs ini di Daftar Isi [lengkap]
Diskusikan segala hal berbau Jepang di Forum JFANindo Register dulu ya ^_^