Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog
Tokyo International Film Festival (selanjutnya akan disebut sebagai TIFF) telah digelar pada 22 Oktober 2015 kemarin dan berlangsung selama 10 hari. Anime yang dijadikan fokus untuk tahun ini yaitu Gundam. Pencipta anime ini, Yoshiyuki Tomino, juga muncul dalam sesi talk show sebagai bab dari proyek ini dan juga meluangkan waktu untuk mengadakan wawancara campuran kepada media-media internasional.

Profil Yoshiyuki Tomino

Produser, penulis naskah, dan director film-film anime Jepang. Lahir tahun 1941, ia memulai karirnya dengan ikut serta dalam proses produksi film serial anime Jepang yang paling pertama: Astro Boy dan Space Battleship Yamato. Mobile Suit Gundam—yang ia arahkan, tulis naskahnya, produksi, buat storyboard-nya, dan bahkan lirik lagunya pun ia tulis—menjadi fenomena sosial yang menumbuhkembangkan para fans kelas berat yang mengakar kuat. Kemudian, ia melanjutkan karirnya dalam banyak film dan program yang berafiliasi dengan serial Gundam. Tahun 2014, ia menduduki posisi sebagai administrator pembimbing untuk pertama kalinya dalam 15 tahun semenjak berakhirnya Turn A Gundam dan ia membuat Gundam Reconguista in G. Ia jga terlibat di dalam banyak anime selain serial Gundam, antara lain Space Runaway Ideon dan Aura Battler Dunbine.



Realitas Sebagai Kekuatan Motivasi Di Balik Segala Penciptaan
―Serial Gundam yaitu salah satu karya yang menjadi sorotan utama di TIFF tahun ini. Mohon berikan sepatah dua patah kata mengenai daya tarik pembiasaan Gundam ke dalam format movie dibandingkan dengan versi serial TV nya.

Yoshiyuki Tomino (T): Pada dasarnya saya membuat pembiasaan berformat movie agar pesan yang ingin saya sampaikan bisa tersampaikan lebih mudah. Dalam format serial TV, isi ceritanya terlalu terpecah-pecah, sehingga saya ingin menawarkan para fans sebuah kesan pencerahan dongeng dengan meringkas beberapa episode. Kaprikornus mereka akan menyadari, "Oh, jadi maksudnya film ini begitu toh." Saya pikir, walau ini hanya sebuah kompilasi, pembiasaan berformat movie akan membuatnya menjadi lebih gampang dipahami dan juga tersampaikan kepada para pemirsa. Dan inilah kenapa saya menginginkan pembiasaan dalam bentuk movie dibentuk juga pada dikala Mobile Suit Zeta Gundam .
―Dalam serial Gundam terbaru anda, serial TV Gundam Reconguista in G, anda mengadopsi ide wacana space elevator. Dan, menyerupai yang anda bilang pada wawancara sebelumnya, anda juga ingin mencoba mengupas konsep “Newtype.” Dimana semua ide gres dan tantangan ini muncul? Apa yang menjadi sumber desakan kreativitas anda?

T: Saya yaitu orang yang tidak bisa membuat dongeng yang berasa menyerupai anime, manga, atau novel pada umumnya. Oleh karenanya, semua yang riil yaitu motivasi saya.
―Realitas yaitu motivasi anda?

T: Misalnya saja, harapan untuk membuat orang-orang yang kepikiran sebuah ide kurang pintar wacana space elevator mengerti sejauh mana kebodohan mereka dengan membuat mereka berdecak, "Apa itu...?!". Atau memakai perasaan saya terhadap hal-hal faktual seperti, "Apa-apaan dengan sistem politik dan situasi global dikala ini?!" sebagai motivasi dan melancarkan argumen jawaban pada mereka.

―Argumen balasan?

T: Begini, saya tidak yakin kita bisa membuat sesuatu menyerupai space elevator di kenyataan. Saya berpikir, bila kita akan membuatnya di dunia nyata, itu hanya bisa terwujud dalam bentuk yang saya suguhkan pada kita semua di Gundam Reconguista in G. Saya ingin berkata, “Apa kalian tidak berpikir wacana infrastruktur transportasi yang diharapkan untuk membuat space elevator? Tentu saja tidak, alasannya kalian hanya berpikir yang penting bisa naik ke luar angkasa. Itu kan bodoh, namanya!"
 
Serial Gundam sebagai Sebuah karya Seni, Terindikasi dari Banyaknya Jumlah Fans dari Kalangan Perempuan
―Selama 35 tahun anda bekerja di serial Gundam, pergeseran demografi pemirsa tampaknya sedang terjadi. Oleh alasannya perubahan dunia yang cepat dan lingkungan yang penuh dengan internet, orang-orang dari segala penjuru dunia bisa melihat karya anda. Apa ada sesuatu yang Istimewa yang anda ingin mereka bisa lihat di karya-karya anda, atau sesuatu yang anda inginkan mereka untuk merasa?

T: Saya tidak berpikir itu hak kreator menyerupai saya untuk katakan atau harapkan. Ketika membuat Gundam Reconguista in G, saya berinteraksi dengan para fans untuk pertama kalinya sehabis sekian lama. Dan saya menyadari bahwa, tak diragukan lagi, ada yang namanya "fans masa kini," dan orang-orang yang berbeda dari zaman saya tersebut melihat karya-karya saya dari sudut pandang yang berbeda juga. Apa anda tahu bahwa kebanyakan dari fans awal serial Mobile Suit Gundam, the serial yang paling pertama dari sekian banyak serial dalam sejarah, yaitu kaum perempuan?
―Sangat mengejutkan untuk sebuah franchise seperti Gundam, dimana anda niscaya berpikir ini yaitu dongeng untuk para laki-laki.
T: Kita tidak akan pernah tahu jadinya akan menyerupai apa, bukan? Saya menyaksikan fenomena yang menyerupai dengan itu pada zaman ini juga. Saya menyadari bahwa cara saya membuat anime dan film layar lebar bukanlah suatu kesalahan.
―Maksud anda?
T: Film bioskop, serial TV anime—apa yang kita sebut sebagai sebuah seni—bukanlah sesuatu yang hanya orang-orang hebat dan elit saja yang bisa menikmati. Jika anda berpikir menyerupai ini, anda akan menyadari bahwa walaupun anda sudah membuat sesuatu yang akan disukai para fans anime mecha, bukan berarti karya anda akan dianggap sebaga sebuah karya seni.
Oleh karenanya, ketika saya melihat para fans wanita yang terkumpul oleh karya saya (dan saya melihat kecenderungan yang sama pada kali ini juga), saya berpikir, “Tidak salah lagi.” Saya berpikir ini yaitu kesempatan bagi Gundam untuk semakin dikenal lebih populer diseluruh dunia lagi. Jika fokusnya hanya di mecha-nya saja, karya ini hanya akan menggaet fanbase yang sempit dan terbatas kekuatannya untuk menyebarkannya ke seluruh dunia. Dan bila itu yang terjadi, tidak akan ada bedanya lagi meskipun kita sudah susah payah mengadaptasinya menjadi format movie. Sudah biayanya besar, itu pun akan menjadi pemborosan uang. Saya tidak ingin itu terjadi.

―Apa yang membuat anda yakin bahwa banyak fans perempuan?

T: Saya melihat tanda-tandanya ketika sehabis selesai proses produksinya. Ketika semuanya selesai, saya pergi ke sebuah program gathering untuk mereka yang ingin membeli Blu-ray nya. Dan saya terkejut melihat beberapa gadis jadinya masuk ke dalam. Awalnya, hanya mereka yang tahu bahwa “Tomino membuat sebuah serial TV anime tengah malam lagi sehabis 15 tahun lamanya” yang datang. Kaprikornus saya benar-benar merasa bahwa ini akan buang-buang waktu saja. Namun, itu berubah ketika saya menghitung bahwa dari 40 orang, ada sekitar 15-16 gadis berusia dibawah 20 tahun juga datang.
―Cukup banyak juga, yah.

T: Dan para produser serta penulis naskah serial Gundam sehabis saya justru tidak terlalu menyadari fakta semacam ini. Saya tidak habis pikir, betapa bodohnya mereka alasannya mengabaikannya. Seolah-olah mereka tidak mempunyai intuisi yang bagus. Menciptakan sebuah karya seni tidak bisa menyerupai itu.
―Jadi anda ingin berkata bahwa para kreator sebaiknya juga melihat siapa para calon pembelinya, siapa calon pemirsanya, lebih dalam lagi ke dalam pertimbangannya masing-masing?

T: Benar. Anda dihentikan membuat seseorang menjadi seorang kreator yang berpikir menyerupai ini, "Kita bisa membuat sebuah Gundam, jadi semuanya niscaya akan baik-baik saja." Dengan kata lain, di samping harus mempunyai selera untuk menyukai seni bioskop maupun drama teaterikal, bila tidak ada lagi kreator yang bisa mengikuti cara pikir ini, dunia Gundam tidak akan bisa lebih meluas lagi.

Mobile Suit Gundam: Pendukung Sentimen Anti Perang dan Mempertimbangkan Dunia Barat ke Dalamnya
 
―Apa alasan anda di balik menceritakan perang dari dua belah pihak yang berbeda di serial-serial Gundam? Dan juga, apakah anda meminta orang-orang yang punya pengalaman wacana perang untuk proses produksinya?

T: Mereka yang tumbuh besar di kurun 1960-an mempunyai pemahaman yang minim terhadap ingatan yang tersisa di kepala rakyat Jepang wacana perang yang terjadi 20 tahunan yang lalu. Di samping itu, saya bisa melaksanakan riset untuk apa yang disebut sebagai sejarah militer. Itu semua yaitu sumber ide paling fundamental saya.
Pada dikala itu, kebanyakan catatan sejarah ditulis menurut sudut pandang dari satu pihak saja. Namun, ketika anda berpikir wacana bagaimana sebuah peperangan terbentuk dari ratusan dan ribuan orang-orang yang saling berkumpul di masing-masing pihak, dan bila bukan alasannya masing-masing pihak mempunyai konsep 'kebenaran' nya sendiri, hal menyerupai perang mungkin tidak akan pernah terjadi.

Karena kebanyakan cerita-cerita sejarah kita selalu ditulis dari satu sudut pandang saja, saya pikir betapa bagusnya bila bisa ada dongeng yang bisa menampilkan (apa yang terjadi di) kedua belah pihak dari sudut pandang helicopter-view. Dan sehabis itu, kita menuangkannya dalam bentuk serial TV yang panjang, meskipun dalam bungkus anime robot. Saya merasa setting-an perang akan bisa menyuguhkan banyak materi yang menarik untuk ditunjukkan dari kedua belah pihak. Dan di Gundam, saya bertujuan untuk membuat sebuah dongeng yang bisa menangkap hal tersebut baik dari pihak sekutu kita maupun pihak musuh kita.
Apalagi bahwa anime yaitu sesuuatu yang orang awam biasanya tonton semenjak masa kecilnya. Jika anda hanya mengajarkan sebuah prinsip dan posisi kebenaran dari satu pihak saja, anda tak pelak akan mensugesti pola pikir mereka juga hingga dewasa. Ini yang menjadi kekhawatiran saya, dan itulah alasannya kenapa saya berhati-hati melihat situasi tersebut—perang—dari sudut pandang yang netral, di kawasan yang lebih tinggi.
―Apakah ada sentimen anti perang yang dibawa di dalam generasi pertama serial Mobile Suit Gundam, dimana anda menjadi director utamanya?

T: Tentu saja. Itu yaitu fakta.
―Anda melukiskan dua kepribadian yang berbeda dalam diri Char dan Amuro. Ketika membuat mereka berdua, apakah anda membuat mereka berdua bersamaan semenjak awal, atau justru satu per satu?

T: Jika anda hanya punya satu abjad untuk menjalankan sebuah drama, maka tidak ada konflik drama yang akan terjadi. Kaprikornus saya membuat mereka berdua bersamaan.

―Jika kita membandingkan Char dan Amuro, siapa yang lebih penting dalam serial ini? Atau anda menganggap mereka yaitu abjad yang mempunyai tugas penting yang sama tingkatannya?

T: Nah, itu pertanyaan yang sulit. Dalam proses pengarahan produksi dan memilih dramanya, Char lebih menarik. Namun, alasannya saya menempatkan Amuro sebagai protagonis di ceritanya, saya harus membuat banyak situasi yang sanggup menumbuhkannya sebagai abjad yang bisa kulawankan dengan Char. Dalam kasus Amuro, menemukan keseimbangannya (dengan Char) yaitu sangat sulit alasannya saya terlanjur membuatnya sebagai orang yang terlalu biasa.
 
Menghormati Para Pendahulu dan Meninggalkan Warisan Pada Anak-Anak Masa Depan
―Di Mobile Suit Gundam, ada berbagai adegan tamparan yang bahkan melahirkan sebuah quote terkenal "Bahkan ayahku pun tak pernah memukulku!" Apakah anda menganggap itu yaitu sebuah adegan yang penting?

T: Ya. Saya sangat sadar akan hal itu dan menganggapnya sebagai sesuatu yang penting. Apa yang ingin saya katakan adalah, anak anda membutuhkan anda untuk menawarkan pola teladan yang jelas. Hal tersebut juga ada di dalam kebudayaan Eropa, contohnya saja, dalam kehidupan kampus, kekerabatan antara anda dengan senior dan bau kencur anda. Di masa lalu, bahkan mendera dengan pecutan pun juga diterima sebagai salah satu caranya. Di mata orang-orang modern, yang mengganti tindakan-tindakan tersebut dengan istilah “kekerasan fisik,” masih ada juga tindakan-tindakan kecil yang sudah bisa dikategorikan sebagai kekerasan yang disengaja.

Oleh karenanya, saya pikir masih boleh untuk menampilkan adegan fisik semacam itu dalam karya drama atau fiksi, alasannya seseorang cepat atau lambat kelak harus berhadapan denagn situasi dimana mereka harus mengatasi rasa sakit mereka sendiri.
―Tentang abjad Char, bila kita bisa menganggap bahwa tokoh ini terinspirasi oleh Red Baron 1 dari sejarah Perang Dunia I, poin-poin mana saja yang anda jadikan sebagai referensi?
T: Dulu, tentu saja, saya menggunakannya sebagai rujukan saya. Masalahnya adalah, sehabis mendalami karir militer seorang Red Baron, anda menyadari bahwa sebagus apapun jasa seorang pilot, seorang tentara, sehebat apapun dirinya, intinya tidak punya efek penting dalam keseluruhan aspek dari sebuah perang.
Inilah yang saya pelajari wacana masa-masa itu melalui penelitian Perang Dunia I. Hal semacam 'jiwa ksatria' masih ada tersisa pada masa itu, dan baik Prussia maupun Blok Sekutu juga sangat menghormati para tentara. Namun, rasa hormat tersebut hilang seiring semakin panjangnya perang sipil Eropa yang juga berlangsung pada dikala sejarah militer tersebut.

Saya ingin memasukkan persoalan ini (ke dalam diri Char) pada dikala ingin mengadopsi (Red Baron) ke dalam tokoh saya. Bukankah menggabungkan sesuatu yang serupa dengan (1) kekerabatan antara Prussia, Prancis, dan Kerajaan Inggris dengan (2) Red Baron di tengah-tengah semangat orang-orang masa kemudian akan membuat perang tersebut menjadi tidak semakin berkepanjangan? Ini yang ingin saya coba untuk tunjukkan.

Ini yaitu sesuatu yang sesungguhnya saya ingin bilang lebih kepada orang-orang yang ada di lingkup kebudayaan Kristianitas, alasannya orang-orang Jepang sendiri tidak bisa melihatnya (karena budayanya berbeda). Mereka (orang-orang yang ada di lingkup kebudayaan Eropa) tidak menyadarinya. sama sekali. Mereka bersikap "tak ada bedanya", hingga di titik yang bisa membuat saya tersinggung. Latar belakang menyerupai ini yang sering kali membuat saya sering makan hati, ketika orang-orang memperlakukan Gundam sebagai anime wacana robot yang biasa sama menyerupai yang lain.
―Terakhir, serial Gundam sendiri mempunyai fans di seluruh dunia. Silahkan kirimkan pesan kepada para fans gres dan usang anda di seluruh dunia.

T: Jika ada di antara kalian yang mulai berpikir wacana sesuatu atau banyak hal alasannya Gundam, ini saatnya untuk lepas dari semua itu. Dan bila anda masih tidak sanggup menemukan jawabannya, lemparkan pertanyaan itu pada generasi penerus anda dan cobalah temukan jawabannya dari usaha mereka. Itu yaitu insan berilmu balig cukup akal yang ingin kita tuju atau menjadi.

Saya pikir bahwa generasi masa depan, yaitu para belum dewasa kita, akan tahu mengapa Gundam digambarkan dengan cara yang sama terus dan terus menerus, hingga mereka akan melihat sesuatu yang menyerupai mirip batasan-batasan yang insan buat di dalamnya. Saya ingin anda menembus batasan-batasan tersebut. Gundam terus berjuang keras selama serial-serialnya untuk menembus batasan itu. Saya akan sangat beryukur bila kalian semua bisa mempunyai pandangan semacam ini juga.

Interview Dengan Yoshiyuki Tomino, Sang Pencipta Gundam

JFANindo game | manga | tokusatsu | musik
Tokyo International Film Festival (selanjutnya akan disebut sebagai TIFF) telah digelar pada 22 Oktober 2015 kemarin dan berlangsung selama 10 hari. Anime yang dijadikan fokus untuk tahun ini yaitu Gundam. Pencipta anime ini, Yoshiyuki Tomino, juga muncul dalam sesi talk show sebagai bab dari proyek ini dan juga meluangkan waktu untuk mengadakan wawancara campuran kepada media-media internasional.

Profil Yoshiyuki Tomino

Produser, penulis naskah, dan director film-film anime Jepang. Lahir tahun 1941, ia memulai karirnya dengan ikut serta dalam proses produksi film serial anime Jepang yang paling pertama: Astro Boy dan Space Battleship Yamato. Mobile Suit Gundam—yang ia arahkan, tulis naskahnya, produksi, buat storyboard-nya, dan bahkan lirik lagunya pun ia tulis—menjadi fenomena sosial yang menumbuhkembangkan para fans kelas berat yang mengakar kuat. Kemudian, ia melanjutkan karirnya dalam banyak film dan program yang berafiliasi dengan serial Gundam. Tahun 2014, ia menduduki posisi sebagai administrator pembimbing untuk pertama kalinya dalam 15 tahun semenjak berakhirnya Turn A Gundam dan ia membuat Gundam Reconguista in G. Ia jga terlibat di dalam banyak anime selain serial Gundam, antara lain Space Runaway Ideon dan Aura Battler Dunbine.



Realitas Sebagai Kekuatan Motivasi Di Balik Segala Penciptaan
―Serial Gundam yaitu salah satu karya yang menjadi sorotan utama di TIFF tahun ini. Mohon berikan sepatah dua patah kata mengenai daya tarik pembiasaan Gundam ke dalam format movie dibandingkan dengan versi serial TV nya.

Yoshiyuki Tomino (T): Pada dasarnya saya membuat pembiasaan berformat movie agar pesan yang ingin saya sampaikan bisa tersampaikan lebih mudah. Dalam format serial TV, isi ceritanya terlalu terpecah-pecah, sehingga saya ingin menawarkan para fans sebuah kesan pencerahan dongeng dengan meringkas beberapa episode. Kaprikornus mereka akan menyadari, "Oh, jadi maksudnya film ini begitu toh." Saya pikir, walau ini hanya sebuah kompilasi, pembiasaan berformat movie akan membuatnya menjadi lebih gampang dipahami dan juga tersampaikan kepada para pemirsa. Dan inilah kenapa saya menginginkan pembiasaan dalam bentuk movie dibentuk juga pada dikala Mobile Suit Zeta Gundam .
―Dalam serial Gundam terbaru anda, serial TV Gundam Reconguista in G, anda mengadopsi ide wacana space elevator. Dan, menyerupai yang anda bilang pada wawancara sebelumnya, anda juga ingin mencoba mengupas konsep “Newtype.” Dimana semua ide gres dan tantangan ini muncul? Apa yang menjadi sumber desakan kreativitas anda?

T: Saya yaitu orang yang tidak bisa membuat dongeng yang berasa menyerupai anime, manga, atau novel pada umumnya. Oleh karenanya, semua yang riil yaitu motivasi saya.
―Realitas yaitu motivasi anda?

T: Misalnya saja, harapan untuk membuat orang-orang yang kepikiran sebuah ide kurang pintar wacana space elevator mengerti sejauh mana kebodohan mereka dengan membuat mereka berdecak, "Apa itu...?!". Atau memakai perasaan saya terhadap hal-hal faktual seperti, "Apa-apaan dengan sistem politik dan situasi global dikala ini?!" sebagai motivasi dan melancarkan argumen jawaban pada mereka.

―Argumen balasan?

T: Begini, saya tidak yakin kita bisa membuat sesuatu menyerupai space elevator di kenyataan. Saya berpikir, bila kita akan membuatnya di dunia nyata, itu hanya bisa terwujud dalam bentuk yang saya suguhkan pada kita semua di Gundam Reconguista in G. Saya ingin berkata, “Apa kalian tidak berpikir wacana infrastruktur transportasi yang diharapkan untuk membuat space elevator? Tentu saja tidak, alasannya kalian hanya berpikir yang penting bisa naik ke luar angkasa. Itu kan bodoh, namanya!"
 
Serial Gundam sebagai Sebuah karya Seni, Terindikasi dari Banyaknya Jumlah Fans dari Kalangan Perempuan
―Selama 35 tahun anda bekerja di serial Gundam, pergeseran demografi pemirsa tampaknya sedang terjadi. Oleh alasannya perubahan dunia yang cepat dan lingkungan yang penuh dengan internet, orang-orang dari segala penjuru dunia bisa melihat karya anda. Apa ada sesuatu yang Istimewa yang anda ingin mereka bisa lihat di karya-karya anda, atau sesuatu yang anda inginkan mereka untuk merasa?

T: Saya tidak berpikir itu hak kreator menyerupai saya untuk katakan atau harapkan. Ketika membuat Gundam Reconguista in G, saya berinteraksi dengan para fans untuk pertama kalinya sehabis sekian lama. Dan saya menyadari bahwa, tak diragukan lagi, ada yang namanya "fans masa kini," dan orang-orang yang berbeda dari zaman saya tersebut melihat karya-karya saya dari sudut pandang yang berbeda juga. Apa anda tahu bahwa kebanyakan dari fans awal serial Mobile Suit Gundam, the serial yang paling pertama dari sekian banyak serial dalam sejarah, yaitu kaum perempuan?
―Sangat mengejutkan untuk sebuah franchise seperti Gundam, dimana anda niscaya berpikir ini yaitu dongeng untuk para laki-laki.
T: Kita tidak akan pernah tahu jadinya akan menyerupai apa, bukan? Saya menyaksikan fenomena yang menyerupai dengan itu pada zaman ini juga. Saya menyadari bahwa cara saya membuat anime dan film layar lebar bukanlah suatu kesalahan.
―Maksud anda?
T: Film bioskop, serial TV anime—apa yang kita sebut sebagai sebuah seni—bukanlah sesuatu yang hanya orang-orang hebat dan elit saja yang bisa menikmati. Jika anda berpikir menyerupai ini, anda akan menyadari bahwa walaupun anda sudah membuat sesuatu yang akan disukai para fans anime mecha, bukan berarti karya anda akan dianggap sebaga sebuah karya seni.
Oleh karenanya, ketika saya melihat para fans wanita yang terkumpul oleh karya saya (dan saya melihat kecenderungan yang sama pada kali ini juga), saya berpikir, “Tidak salah lagi.” Saya berpikir ini yaitu kesempatan bagi Gundam untuk semakin dikenal lebih populer diseluruh dunia lagi. Jika fokusnya hanya di mecha-nya saja, karya ini hanya akan menggaet fanbase yang sempit dan terbatas kekuatannya untuk menyebarkannya ke seluruh dunia. Dan bila itu yang terjadi, tidak akan ada bedanya lagi meskipun kita sudah susah payah mengadaptasinya menjadi format movie. Sudah biayanya besar, itu pun akan menjadi pemborosan uang. Saya tidak ingin itu terjadi.

―Apa yang membuat anda yakin bahwa banyak fans perempuan?

T: Saya melihat tanda-tandanya ketika sehabis selesai proses produksinya. Ketika semuanya selesai, saya pergi ke sebuah program gathering untuk mereka yang ingin membeli Blu-ray nya. Dan saya terkejut melihat beberapa gadis jadinya masuk ke dalam. Awalnya, hanya mereka yang tahu bahwa “Tomino membuat sebuah serial TV anime tengah malam lagi sehabis 15 tahun lamanya” yang datang. Kaprikornus saya benar-benar merasa bahwa ini akan buang-buang waktu saja. Namun, itu berubah ketika saya menghitung bahwa dari 40 orang, ada sekitar 15-16 gadis berusia dibawah 20 tahun juga datang.
―Cukup banyak juga, yah.

T: Dan para produser serta penulis naskah serial Gundam sehabis saya justru tidak terlalu menyadari fakta semacam ini. Saya tidak habis pikir, betapa bodohnya mereka alasannya mengabaikannya. Seolah-olah mereka tidak mempunyai intuisi yang bagus. Menciptakan sebuah karya seni tidak bisa menyerupai itu.
―Jadi anda ingin berkata bahwa para kreator sebaiknya juga melihat siapa para calon pembelinya, siapa calon pemirsanya, lebih dalam lagi ke dalam pertimbangannya masing-masing?

T: Benar. Anda dihentikan membuat seseorang menjadi seorang kreator yang berpikir menyerupai ini, "Kita bisa membuat sebuah Gundam, jadi semuanya niscaya akan baik-baik saja." Dengan kata lain, di samping harus mempunyai selera untuk menyukai seni bioskop maupun drama teaterikal, bila tidak ada lagi kreator yang bisa mengikuti cara pikir ini, dunia Gundam tidak akan bisa lebih meluas lagi.

Mobile Suit Gundam: Pendukung Sentimen Anti Perang dan Mempertimbangkan Dunia Barat ke Dalamnya
 
―Apa alasan anda di balik menceritakan perang dari dua belah pihak yang berbeda di serial-serial Gundam? Dan juga, apakah anda meminta orang-orang yang punya pengalaman wacana perang untuk proses produksinya?

T: Mereka yang tumbuh besar di kurun 1960-an mempunyai pemahaman yang minim terhadap ingatan yang tersisa di kepala rakyat Jepang wacana perang yang terjadi 20 tahunan yang lalu. Di samping itu, saya bisa melaksanakan riset untuk apa yang disebut sebagai sejarah militer. Itu semua yaitu sumber ide paling fundamental saya.
Pada dikala itu, kebanyakan catatan sejarah ditulis menurut sudut pandang dari satu pihak saja. Namun, ketika anda berpikir wacana bagaimana sebuah peperangan terbentuk dari ratusan dan ribuan orang-orang yang saling berkumpul di masing-masing pihak, dan bila bukan alasannya masing-masing pihak mempunyai konsep 'kebenaran' nya sendiri, hal menyerupai perang mungkin tidak akan pernah terjadi.

Karena kebanyakan cerita-cerita sejarah kita selalu ditulis dari satu sudut pandang saja, saya pikir betapa bagusnya bila bisa ada dongeng yang bisa menampilkan (apa yang terjadi di) kedua belah pihak dari sudut pandang helicopter-view. Dan sehabis itu, kita menuangkannya dalam bentuk serial TV yang panjang, meskipun dalam bungkus anime robot. Saya merasa setting-an perang akan bisa menyuguhkan banyak materi yang menarik untuk ditunjukkan dari kedua belah pihak. Dan di Gundam, saya bertujuan untuk membuat sebuah dongeng yang bisa menangkap hal tersebut baik dari pihak sekutu kita maupun pihak musuh kita.
Apalagi bahwa anime yaitu sesuuatu yang orang awam biasanya tonton semenjak masa kecilnya. Jika anda hanya mengajarkan sebuah prinsip dan posisi kebenaran dari satu pihak saja, anda tak pelak akan mensugesti pola pikir mereka juga hingga dewasa. Ini yang menjadi kekhawatiran saya, dan itulah alasannya kenapa saya berhati-hati melihat situasi tersebut—perang—dari sudut pandang yang netral, di kawasan yang lebih tinggi.
―Apakah ada sentimen anti perang yang dibawa di dalam generasi pertama serial Mobile Suit Gundam, dimana anda menjadi director utamanya?

T: Tentu saja. Itu yaitu fakta.
―Anda melukiskan dua kepribadian yang berbeda dalam diri Char dan Amuro. Ketika membuat mereka berdua, apakah anda membuat mereka berdua bersamaan semenjak awal, atau justru satu per satu?

T: Jika anda hanya punya satu abjad untuk menjalankan sebuah drama, maka tidak ada konflik drama yang akan terjadi. Kaprikornus saya membuat mereka berdua bersamaan.

―Jika kita membandingkan Char dan Amuro, siapa yang lebih penting dalam serial ini? Atau anda menganggap mereka yaitu abjad yang mempunyai tugas penting yang sama tingkatannya?

T: Nah, itu pertanyaan yang sulit. Dalam proses pengarahan produksi dan memilih dramanya, Char lebih menarik. Namun, alasannya saya menempatkan Amuro sebagai protagonis di ceritanya, saya harus membuat banyak situasi yang sanggup menumbuhkannya sebagai abjad yang bisa kulawankan dengan Char. Dalam kasus Amuro, menemukan keseimbangannya (dengan Char) yaitu sangat sulit alasannya saya terlanjur membuatnya sebagai orang yang terlalu biasa.
 
Menghormati Para Pendahulu dan Meninggalkan Warisan Pada Anak-Anak Masa Depan
―Di Mobile Suit Gundam, ada berbagai adegan tamparan yang bahkan melahirkan sebuah quote terkenal "Bahkan ayahku pun tak pernah memukulku!" Apakah anda menganggap itu yaitu sebuah adegan yang penting?

T: Ya. Saya sangat sadar akan hal itu dan menganggapnya sebagai sesuatu yang penting. Apa yang ingin saya katakan adalah, anak anda membutuhkan anda untuk menawarkan pola teladan yang jelas. Hal tersebut juga ada di dalam kebudayaan Eropa, contohnya saja, dalam kehidupan kampus, kekerabatan antara anda dengan senior dan bau kencur anda. Di masa lalu, bahkan mendera dengan pecutan pun juga diterima sebagai salah satu caranya. Di mata orang-orang modern, yang mengganti tindakan-tindakan tersebut dengan istilah “kekerasan fisik,” masih ada juga tindakan-tindakan kecil yang sudah bisa dikategorikan sebagai kekerasan yang disengaja.

Oleh karenanya, saya pikir masih boleh untuk menampilkan adegan fisik semacam itu dalam karya drama atau fiksi, alasannya seseorang cepat atau lambat kelak harus berhadapan denagn situasi dimana mereka harus mengatasi rasa sakit mereka sendiri.
―Tentang abjad Char, bila kita bisa menganggap bahwa tokoh ini terinspirasi oleh Red Baron 1 dari sejarah Perang Dunia I, poin-poin mana saja yang anda jadikan sebagai referensi?
T: Dulu, tentu saja, saya menggunakannya sebagai rujukan saya. Masalahnya adalah, sehabis mendalami karir militer seorang Red Baron, anda menyadari bahwa sebagus apapun jasa seorang pilot, seorang tentara, sehebat apapun dirinya, intinya tidak punya efek penting dalam keseluruhan aspek dari sebuah perang.
Inilah yang saya pelajari wacana masa-masa itu melalui penelitian Perang Dunia I. Hal semacam 'jiwa ksatria' masih ada tersisa pada masa itu, dan baik Prussia maupun Blok Sekutu juga sangat menghormati para tentara. Namun, rasa hormat tersebut hilang seiring semakin panjangnya perang sipil Eropa yang juga berlangsung pada dikala sejarah militer tersebut.

Saya ingin memasukkan persoalan ini (ke dalam diri Char) pada dikala ingin mengadopsi (Red Baron) ke dalam tokoh saya. Bukankah menggabungkan sesuatu yang serupa dengan (1) kekerabatan antara Prussia, Prancis, dan Kerajaan Inggris dengan (2) Red Baron di tengah-tengah semangat orang-orang masa kemudian akan membuat perang tersebut menjadi tidak semakin berkepanjangan? Ini yang ingin saya coba untuk tunjukkan.

Ini yaitu sesuatu yang sesungguhnya saya ingin bilang lebih kepada orang-orang yang ada di lingkup kebudayaan Kristianitas, alasannya orang-orang Jepang sendiri tidak bisa melihatnya (karena budayanya berbeda). Mereka (orang-orang yang ada di lingkup kebudayaan Eropa) tidak menyadarinya. sama sekali. Mereka bersikap "tak ada bedanya", hingga di titik yang bisa membuat saya tersinggung. Latar belakang menyerupai ini yang sering kali membuat saya sering makan hati, ketika orang-orang memperlakukan Gundam sebagai anime wacana robot yang biasa sama menyerupai yang lain.
―Terakhir, serial Gundam sendiri mempunyai fans di seluruh dunia. Silahkan kirimkan pesan kepada para fans gres dan usang anda di seluruh dunia.

T: Jika ada di antara kalian yang mulai berpikir wacana sesuatu atau banyak hal alasannya Gundam, ini saatnya untuk lepas dari semua itu. Dan bila anda masih tidak sanggup menemukan jawabannya, lemparkan pertanyaan itu pada generasi penerus anda dan cobalah temukan jawabannya dari usaha mereka. Itu yaitu insan berilmu balig cukup akal yang ingin kita tuju atau menjadi.

Saya pikir bahwa generasi masa depan, yaitu para belum dewasa kita, akan tahu mengapa Gundam digambarkan dengan cara yang sama terus dan terus menerus, hingga mereka akan melihat sesuatu yang menyerupai mirip batasan-batasan yang insan buat di dalamnya. Saya ingin anda menembus batasan-batasan tersebut. Gundam terus berjuang keras selama serial-serialnya untuk menembus batasan itu. Saya akan sangat beryukur bila kalian semua bisa mempunyai pandangan semacam ini juga.

Tidak ada komentar

Terima Kasih sudah berkunjung...
SEMPATKAN MENGISI NAMA JIKA KOMENTAR, no spam!
Silahkan lihat seluruh konten situs ini di Daftar Isi [lengkap]
Diskusikan segala hal berbau Jepang di Forum JFANindo Register dulu ya ^_^